Laporan Praktikum Penetapan Pori Total Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM



PENETAPAN PORI TOTAL TANAH
Oleh :
Golongan F/Kelompok 3a
1.      Aldin Eka Ramadhan              (161510501039)
2.      Nur Latifah                             (171510501166)
3.     Moh. Auriza yusuf                  (171510501051)








LABORATORIUM FISIKA DAN KONSERVASI TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018






PENETAPAN PORI TOTAL TANAH 
DETERMINATION OF TOTAL GROUND PORTS 
Aldin Eka Ramadhan1, Moh. Auriza Yusuf2, Nur Latifah3 
Fakultas Pertanian, Universitas Jember 
Jalan Kalimantan No. 37, Sumbersari, Jember 
e-mail : aurizayusuf123@gmail.com

ABSTRACT
Pore of a soil is a land that is not filled with soil solids. Soil pores are divided into two, namely micro soil pores and soil macro pores. Soil pore is different from the parent material under it in terms of morphology, nature, physical composition, chemicals and others. Soil porosity is the amount of volume space of a soil that has micro and macro pores which can be calculated in the volume of land of a land. Bulk density is affected by a porosity of the soil, the smaller the pore, the higher the mass density and the higher the pore, the lower the mass density. Soil porosity is very influential in the content of organic matter in the soil. The practice of total pore determination of soil was carried out with the aim of knowing and understanding how to determine volume specific gravity using the ring sample method and to know and understand how to determine the weight of the particle type by the picnometer method. This type of research uses descriptive statistical analysis. Determination of the volume specific gravity (BJV) using the ring sample method shows that the lowest volume density (BJV) value is produced by the soil with starfruit vegetation with a value of 1,30 gr/cm3 , while the highest BJV value is produced by the soil with citrus vegetation with a value of 1,88 gr/cm3 . Volume density on a good soil that has a low value. Determination of particle specific gravity (BJP) using the picnometer method shows that the lowest particle weight value (BJP) is produced on soil located in Kreongan corn plant vegetation with a value of 2,39 gr/cm3 , while the highest BJP value is produced on the soil located in Kaliurang corn plant vegetation with a value of 2,95 gr/cm3 . Specific particle weight on a good soil that has a low value. 
Keywords: Total soil pore; Volume specificity; Specific gravity of particles

ABSTRAK 
Pori suatu tanah merupakan suatu tanah yang tidak terisi oleh padatan tanah. Pori tanah dibagi menjadi dua yaitu pori mikro tanah dan pori makro tanah. Pori tanah berbeda dengan bahan induk yang dibawahnya dalam hal morfologi, sifat, susunan fisik, bahan kimia dan lain-lain. Porositas tanah merupakan jumlah ruang volume suatu tanah yang mempunyai pori mikro dan makro yang dapat dihitung dalam volume tanah suatu lahan. Bulk density dipengaruhi oleh suatu porositas tanah, semakin kecil pori maka semakin tinggi massa kerapatannya dan semakin tinggi pori maka semakin rendah kerapatan massanya. Porositas tanah sangat berpengaruh dalam kandungan bahan organik dalam tanah. Praktikum penentuan pori total tanah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami cara menetapkan berat jenis volume dengan metode ring sampel serta mengetahui dan memahami cara menetapkan berat jenis pertikel dengan metode picnometer. Jenis penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Penentuan nilai berat jenis volume (BJV) dengan menggunakan metode ring sampel menunjukkan bahwa nilai berat jenis volume (BJV) terendah dihasilkan oleh tanah dengan vegetasi tanaman belimbing dengan nilai 1,30 gr/cm3 , sedangkan nilai BJV tertinggi dihasilkan oleh tanah dengan vegetasi tanaman jeruk dengan nilai 1,88 gr/cm3 . Berat jenis volume pada tanah yang baik yaitu memiliki nilai yang rendah. Penentuan nilai berat jenis partikel (BJP) dengan menggunakan metode picnometer menunjukkan bahwa nilai berat jenis partikel (BJP) terendah dihasilkan pada tanah yang berlokasi di Kreongan vegetasi tanaman jagung dengan nilai 2,39 gr/cm3 , sedangkan nilai BJP tertinggi dihasilkan pada tanah yang berlokasi di Kaliurang vegetasi tanaman jagung dengan nilai 2,95 gr/cm3 . Berat jenis partikel pada tanah yang baik yaitu memiliki nilai yang rendah. 
Keywords: Pori total tanah; Berat jenis volume; Berat jenis partikel

PENDAHULUAN 
         Hutan memiliki fungsi yaitu sebagai penyedia air dalam proses laju infiltrasi di siklus hidrologi. Laju infiltrasi secara langsung dipengaruhi oleh kadar air awal tanah, porositas tanah, bulk density dan fraksi tanah. Sementara laju infiltrasi secara tidak langsung dipengaruhi oleh kerapatan pohon, strata tajuk dan juga tanaman penutup. Laju infiltrasi dapat membentuk sifat fisik tanah itu sendiri sehingga laju infiltrasinya dapat meningkat (Irawan, 2016). 
        Pori suatu tanah merupakan suatu tanah yang tidak terisi oleh padatan tanah. Pori tanah dibagi menjadi dua yaitu pori mikro tanah dan pori makro tanah. Pori tanah berbeda dengan bahan induk yang dibawahnya dalam hal morfologi, sifat, susunan fisik, bahan kimia dan lain-lain (Sutanto, 2005). Porositas tanah merupakan jumlah ruang volume suatu tanah yang mempunyai pori mikro dan makro yang dapat dihitung dalam volume tanah suatu lahan. Porositas dapat disebut juga dengan volume tanah yang tidak ditempati oleh padatan tanah. Peningkatan jumlah makropori dan pori-pori tanah yang lebih kecil menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam struktur tanah dan porositas (Yang et al., 2017) 
          Bulk density dipengaruhi oleh suatu porositas tanah, semakin kecil pori maka semakin tinggi massa kerapatannya dan semakin tinggi pori maka semakin rendah kerapatan massanya. Porositas tanah sangat berpengaruh dalam kandungan bahan organik dalam tanah. Salah satu metode dalam pengambilan sampel untuk mengetahui dan menganalisis dat c-organik yaitu menggunakan metode bulk density. Kepadatan massal tanah adalah sifat dinamis yang bervariasi tergantung dari kondisi struktural tanah. Hal ini terus meningkat seiring dengan adanya kedalaman profil,, kemudian juga akibat dari adanya perubahan pada kandungan dari bahan organik, porositas serta dari pemadatan tanah (Chaudhari et al., 2015). Bulk Density adalah petunjuk untuk mengetahui dari kepadatan suatu tanah. Dimana tanah yang memiliki kepadatan yang tinggi dan bulk density tanahnya tinggi, maka air yang terdapat di tanah tersebut akan sulit untuk ditembus oleh akar tanaman. Tanah mineral memiliki nilai bulk density sekitar 1-0,7 gr/cm3 , sementara tanah organik memiliki nilai bulk density sekitar 01-0,9 gr/cm3 (Sinarta dkk, 2015). 
       Menurut Hutabarat dkk (2015), kandungan bahan organik tanah yang rendah maka nilai kerapatan partikel tanah juga rendah, dan begitu pula sebaliknya, semakin besar kandungan bahan organik dalam tanah maka kerapatan partikel tanah semakin tinggi. Porositas tanah yang tinggi maka semakin tinggi juga bahan organik dalam tanah. Meningkatkan porositas tanah maka diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan bahan organik dalam tanah yaitu dengan pengolahan tanah. Perlakuan pengolahan tanah perlu dilakukan secara minimum, sehingga jika melakukan penanaman secara terus menerus pada suatu tanah tanah tersebut tetap subur dan banyak unsur hara, namun jika menanam tanpa mengolah tanah maka pori dalam tanah dan kandungan unsur organik dalam tanah akan berkurang. Kandungan dalam karakteristik suatu tanah cenderung memiliki stabilitas yang rendah, dimana akan mengakibatkan proliferasi akar tidak optimal yang diakibatkan oleh kandungan lumpur serta tanah liat yang tinggi (Ghiberto et al., 2015). Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami cara menetapkan berat jenis volume dengan metode ring sampel serta cara menetapkan berat jenis pertikel dengan metode picnometer.

BAHAN DAN METODE 
      Penetapan Pori Total Tanah. Praktikum penentuan pori total tanah dilaksanakan di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jember pada tanggal 26 Oktober 2018 pukul 12.30-14.30 WIB. Penentuan berat jenis volume (BJV), alat yang digunakan yaitu antara lain ring sampel, timbangan analitis, oven, dan eksikator, sedangkan bahan yang digunakan yaitu contoh tanah utuh dalam ring sampel. Penentuan berat jenis partikel (BJP), alat yang digunakan yaitu antara lain picnometer kering dan bersih, timbangan analitis dan hotplate, sedangkan bahan yang digunakan yaitu antara lain tanah kering angin halus dan aquadest. Tujuan praktikum tersebut yaitu mengetahui dan memahami cara menetapkan berat jenis volume dengan metode ring sampel serta mengetahui dan memahami cara menetapkan berat jenis pertikel dengan metode picnometer. Jenis penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif.
            Langkah kerja Penetapan Berat Jenis Volume / Bulk Density (BJV). Pertama, menimbang berat ring sampel yang berisi tanah misal (b) gram. Kedua, memasukkan ring tersebut ke dalam oven dengan suhu 1050C selama 24 jam dan menimbang misal (c) gram. Ketiga, Membersihkan tanah dalam ring, menimbang ring kosong misal (a) gram. Terakhir, mengukur volume ring sampel dan ini merupakan volume tanah = (d)cm3 .
       Langkah kerja Penetapan Berat Jenis Partikel / Particle Density (BJP). Pertama, menyiapkan dan menimbang picnometer yang bersih dan kering (a gram). Kedua, menimbang tanah 5 gram dan memasukkan ke dalam picnometer kemudian menutup dan menimbang (b gram). Ketiga, mengisi aquadest mentah pada picnometer kurang lebih setengahnya. Keempat, memanaskan dengan hotplate hingga mendidih sambil mengocoknya. Kelima, mendinginkan picnometer. Keenam, menambahkan aquadest matang hingga batas tera dan menimbangnya (c gram). Terakhir, membersihkan isi picnometer dan mengisi dengan aquadest matang hingga batas tera lalu menimbangnya (d gram). 

HASIL 
         Berdasarkan pengamatan terhadap Berat Jenis Volume (BJV) didapatkan dengan menggunakan perhitungan yaitu nilai (a) yaitu , nilai (b) yaitu dan nilai (c) yaitu. Volume ring sampel didapatkan dengan menggunakan perhitungan menggunakan rumus d = π r 2 t. Nilai BJV didapatkan dengan menggunakan perhitungan nilai (c) dikurangi nilai (a) dan dibagi nilai (c). Setelah dilakukan perhitugan didapatkan hasil yaitu nilai (a) seberat 96,46 gr, nilai (b) seberat 250,38 gr, nilai (c) seberat 224,51 gr dengan volume ring sampel sebesar 98,125 cm3 sehingga didapatkan BJV senilai 1,30 gr/cm3 . Pada nilai (a) seberat 96,26 gr, nilai (b) seberat 267,5 gr, nilai (c) seberat 240,19 gr dengan volume ring sampel sebesar 98,125 cm3 sehingga didapatkan BJV senilai 1,47 gr/cm3 . Pada nilai (a) seberat 96,13 gr, nilai (b) seberat 256,03 gr, nilai (c) seberat 226,57 gr dengan volume ring sampel sebesar 98,125 cm3 sehingga didapatkan BJV senilai 1,33 gr/cm3 . Pada nilai (a) seberat 97,07 gr, nilai (b) seberat 310,89 gr, nilai (c) seberat 281,81 gr dengan volume ring sampel sebesar 98,125 cm3 sehingga didapatkan BJV senilai 1,88 gr/cm3 .
        Berdasarkan pengamatan terhadap Berat Jenis Partikel (BJP) pada grafik 2. didapatkan hasil dengan menggunakan perhitungan yaitu nilai (a) yaitu berat picnometer kosong, nilai (b) yaitu berat picnometer dan sampel tanah kering angin, nilai (c) yaitu berat picnometer, sampel tanah kering angin dan aquades, nilai (d) yaitu berat picnometer dan aquades pada suhu kamar 30 celcius dan nilai (e) yaitu berat picnometer dan sampel tanam kering angin pada suhu 1050 C. Nilai (e) didapatkan dengan menggunakan rumus b – {%KA. Massa x (b-a)}. Nilai BJP didapatkan dengan menggunakan perhitungan ρa dikalikan (b-a) dan dibagi {(e-a) – (c-d)}. 
      Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil yaitu pada sampel tanah berlokasi di Kreongan vegetasi tanaman jagung memiliki nilai (a) seberat 18,44 gr, nilai (b) seberat 23,42 gr, nilai (c) seberat 48,15 gr, nilai (d) seberat 45,33 gr dan nilai (e) seberat 26,03 gr sehingga didapatkan BJP senilai 2,39 gr/cm3 . Sampel tanah berlokasi di Jln. Semeru vegetasi tanaman sengon memiliki nilai (a) seberat 24,78 gr, nilai (b) seberat 29,78 gr, nilai (c) seberat 53,55 gr, nilai (d) seberat 50,68 gr dan nilai (e) seberat 29,46 gr sehingga didapatkan BJP senilai 2,59 gr/cm3 . Sampel tanah berlokasi di Antirogo vegetasi tanaman jagung memiliki nilai (a) seberat 25,15 gr, nilai (b) seberat 30,14 gr, nilai (c) seberat 50,85 gr, nilai (d) seberat 29,76 gr dan nilai (e) seberat 29,76 gr sehingga didapatkan BJP senilai 2,43 gr/cm3 . sampel tanah berlokasi di Kaliurang vegetasi tanaman jagung memiliki nilai (a) seberat 14,49 gr, nilai (b) seberat 19,15 gr, nilai (c) seberat 47,14 gr, nilai (d) seberat 44,35 gr dan nilai (e) seberat 29,37 gr sehingga didapatkan BJP senilai 2,95 gr/cm3 .

PEMBAHASAN 
         Berat jenis volume (BJV) pada tanah merupakan perbandingan antara massa tanah dengan volume tanah. Menururt Ardiansyah, R dkk (2015) berat jenis volume tanah menggambarkan nilai kepadatan suatu tanah. Semakin tinggi nilai dari berat jenis volume tanah maka tanah akan semakin padat dan sebaliknya semakin rendah nilai suatu berat jenis volume maka tanah akan semakin gembur. Berat jenis partikel (BJP) merupakan perbandingan antara massa tanah kering dengan volume partikel tanah. Menurut Nita, C dkk., (2015) Berat jenis partikel tanah menggambarkan kerapatan partikel dari suatu tanah. Semakin tinggi nilai berat jenis partikel tanah maka akan semakin rapat partikel pada suatu tanah dan sebaliknya semakin rendah nilai berat jenis partikel tanah maka kerapatan partikel dari tanah akan rendah. 
          Nilai berat jenis volume pada tanah dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik yang dikandung dalam tanah. Banyaknya kandungan bahan organik dalam tanah berbanding terbalik dengan berat jenis volume tanah. Kandungan bahan organik yang melimpah dalam tanah menggambarkan berat jenis volume pada tanah yang rendah dan sebaliknyaa berat jenis volume tanah yang tinggi menggambarkan kandungan bahan organik yang rendah. Semakin banyak kandungan bahan organik dalam tanah maka akan semakin banyak biota tanah didalamnya yang akibat aktivitasnya menjadikan tanah menjadi gembur sehingga berat jenis volume pada tanah menjadi rendah (Prasetyo, A dkk., 2014). Berat jenis volume pada tanah juga mempengaruhi tekstur tanah. Nilai berat jenis volume tanah yang rendah maka tekstur tanah tersebut akan gembur atau liat. Nilai berat jenis volume tanah yang tinggi maka tanah akan bertekstur keras. Pengolahan tanah juga mempengaruhi berat jenis volume pada tanah. Pengolahan tanah minimum dapat menurunkan berat jenis volume tanah. 
       Pengolahan tanah dapat memecahkan bongkahan besar tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah yang kecil sehingga tanah akan menjadi remah. Namun pada pengolahan tanah yang intensif menimbulkan dampak sebaliknya yaitu dapat menaikkan nilai berat jenis volume tanah. Pada pengolahan tanah intensif akan dilakukan pembolak-balikan tanah berulang kali yang menyebakan tanah menjadi keras utamanya pada lapisan bawah tanah. Selain itu juga dapat mematikan keberadaan biota tanah yang mampu menggemburkan tanah (Ardiansyah, R dkk., 2015). Berat jenis volume pada tanah juga mempengaruhi pertumbuhan akar pada tanaman. Nilai berat jenis volume tanah yang rendah menghasilkan pertumbuhan akar yang baik. Akar tanaman dapat tumbuh dengan menembus tanah dengan baik sehingga baik dalam penyerapan unsur hara tanah. Penyerapan unsur hara oleh akar yang maksimal mampu meningkatkan produksi dari suatu tanaman karena terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman (Prasetyo, A dkk., 2014). 
      Berdasarkan grafik 1. menunjukkan bahwa nilai berat jenis volume pada tanah terendah dihasilkan oleh vegetasi tanaman belimbing pada kelompok 1 dengan nilai 1,30 gr/cm3 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada vegetasi belimbing terkandung banyak bahan organik yang membantu dalam membuat pori-pori dalam tanah. Tanah tersebut juga bertekstur lebih gembur atau lebih liat dibanding vegetasi tanaman lainnya yaitu pada tanaman buah naga di kelompok 2 dan tanaman jeruk di kelompok 3 dan 4. Pertumbuhan akar juga baik karena dengan teksturnya yang gembur mampu menembus tanah dengan baik. Nilai berat jenis volume pada tanah tertinggi dihasilkan oleh vegetasi tanaman jeruk pada kelompok 4 dengan nilai 1,88 gr/cm3 . Tanah pada vegetasi jeruk ini lebih keras dibanding yang lain yaitu tanaman belimbing pada kelompok 1, tanaman buah naga pada kelompok 2 dan tanaman jeruk pada kelompok 3. Kandungan bahan organik didalamnya rendah sehingga aktivitas biota tanah menjadi minim serta akar tanaman yang lebih sulit untuk menembus tanah akibat tanah yang lebih keras. 
           Berat jenis volume pada tanah yang baik yaitu bernilai rendah. Menurunkan berat jenis volume pada tanah yang tinggi dapat dilakukan dengan pengolahan tanah minimum sehingga mampu menghancurkan bongkahan tanah yang besar menjadi kecil, memberikan pupuk organik yang mengandung banyak akan bahan organik, serta memberikan mulsa sisa tanaman pada tanah yang nantinya akan terdekomposisi menjadi bahan organik (Ardiansyah, R dkk., 2015). 
       Berdasarkan grafik 2. menunjukkan bahwa nilai berat jenis partikel terendah dihasilkan pada tanah berlokasi di Kreongan vegetasi tanaman jagung dengan nilai 2,39 gr/cm3 . Hasil tersebut menunjukkan bahwa kerapatan partikel pada tanah tersebut rendah dibanding tanah berlokasi di Antirogo dengan vegetasi tanaman jagung, Jln. Semeru dengan vegetasi tanaman sengon dan di Kaliurang dengan vegetasi tanaman jagung. Partikel tanah yang renggang satu sama lain menunjukkan aerasi pada tanah tersebut dalam kondisi baik. Aerasi merupakan ruang udara yang ada dalam tanah, apabila aerasi dalam keadaan baik maka akan tersedia udara yang membantu proses respirasi pada akar. Partikel yang tidak rapat pada tanah juga memudahkan akar tanaman untuk menembus tanah sehingga pertumbuhan akar tanaman menjadi baik. Nilai berat jenis partikel tertinggi dihasilkan pada tanah berlokasi di Kaliurang vegetasi tanaman jagung dengan nilai 2,95 gr/cm3 . Hasil tersebut menunjukkan partikel pada tanah tersebut sangat rapat dibanding pada tanah berlokasi di Kreongan vegetasi tanaman jagung, Antirogo dengan vegetasi tanaman jagung dan di Jln. Semeru dengan vegetasi tanaman sengon. Tanah dengan partikel yang rapat menunjukkan aerasi tanah dalam kondisi kurang baik sehingga respirasi akar menjadi terhambat. Selain itu, akar juga sulit untuk menembus tanah untuk pertumbuhannya dengan partikel tanah yang sangat rapat (Kusuma, A. dkk, 2013).  

KESIMPULAN 
         Nilai berat jenis volume (BJV) terendah dihasilkan oleh vegetasi tanaman belimbing dengan nilai 1,30 gr/cm3 . Tanah tersebut mengandung banyak bahan organik dan bertekstur lebih gembur dibanding vegetasi tanaman lainnya yaitu buah naga dan jeruk. Nilai BJV tertinggi dihasilkan oleh vegetasi tanaman jeruk dengan nilai 1,88 gr/cm3 . Tanah pada vegetasi jeruk ini lebih keras dibanding yang lain yaitu tanaman belimbing, buah naga dan jeruk. Kandungan bahan organik didalamnya rendah sehingga aktivitas biota tanah menjadi minim dan akar tanaman lebih sulit untuk menembus tanah akibat tanah yang lebih keras. 
           Nilai berat jenis partikel (BJP) terendah dihasilkan pada tanah berlokasi di Kreongan vegetasi tanaman jagung dengan nilai 2,39 gr/cm3 , yang menunjukkan bahwa kerapatan partikel pada tanah tersebut rendah Nilai BJP tertinggi dihasilkan pada tanah yang berlokasi di Kaliurang vegetasi tanaman jagung dengan nilai 2,95 gr/cm3 , yang menunjukkan partikel pada tanah tersebut sangat rapat dibanding tanah yang berlokasi di Kreongan vegetasi jagung, Antirogo dengan vegetasi jagung dan di Jln. Semeru dengan vegetasi sengon.

DAFTAR PUSTAKA 
Chaudhari, P, R. Dodha, V, A. Vidya, D, A. Manab, C, Saroj Maity. 2013. Soil Bulk Density as Related to Soil Texture, Organic Matter Content and Available Total Nutrients of Coimbatore Soil. Scientific and Research Publications, 3(2): 2250-3153.

Irawan, T. Slamet, B, Y. 2016. Infiltrasi Pada Berbagai Tegakan Hutan di Arboretum Universitas Lampung. Sylva Lestari, 4(3): 21-34. Ghiberto, P, J. Silvia, I. Paulo, L, L. Alvaro, P, S. Cassio, A, T. Miguel, A, P. 2015. Soil physical quality of Mollisols quantified by a global index. Scientia Agricola, 72(2): 167-174. 

Hutabarat, A.H., Sumono dan N. Ichwan. 2015. Kajian Laju Infiltrasi pada Berbagai Penggunaan Lahan di Kebun Percobaan Kwala Bekala Usu Desa Durin Tonggal Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Rekayasa Pangan dan pertanian, 3(4): 503-511. 

Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius. Sinarta, E, Br, T. Hardy, G. Posma, M. 2015. Evaluasi Status Bahan Organik dan Sifat Fisik Tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah) Pada Lahan Tanaman Kopi (Coffea Sp.) di Beberapa Kecamatan Kabupaten Dairi. Agroteknologi, 3(1): 246-256. 

Yang, Y., Jicheng, W., Shiwei, Z., Qingyunan, H., Xiaonying, P., Fang, H and Chun, C. 2017. Assesment of the Responses of Soil Pore Properties to Combined Soil Structure Amendments Using X-ray Computed Tomography. Scientific Reports, 8(695): 1-10. 

Ricky Ardiansyah, R., I. S. Banuwa dan M. Utomo. 2015. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Residu Pemupukan Nitrogen Jangka Panjang Terhadap Struktur Tanah, Bobot Isi, Ruang Pori Total dan Kekerasan Tanah Pada Pertanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Agrotek Tropika 3(02) : 283-289. 

Nita, C., B. Siswanto dan W. H. Utomo. 2015. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Pemberian Bahan Organik (Blotong Dan Abu Ketel) Terhadap Porositas Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman Tebu Pada Ultisol, Tanah dan Sumberdaya Lahan. 2(01) : 119-127. 

Prasetyo, A., E. Listyorini dan W. H. Utomo. 2014. Hubungan Sifat Fisik Tanah, Perakaran dan Hasil Ubi Kayu Tahun Kedua Pada Alfisol Jatikerto Akibat Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik, Tanah dan Sumberdaya Lahan. 1(01): 27-37. 

Andriana Hesti Kusuma, A., M. Izzati dan E. Saptiningsih. 2013. Pengaruh Penambahan Arang dan Abu Sekam dengan Proporsi yang Berbeda terhadap Permeabilitas dan Porositas Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L), Buletin Anatomi dan Fisiologi. 21(01) : 1-9 .

Comments

Popular posts from this blog

Proses Fotosintesis Pada Membran Tilakoid